Sebelum era jet tempur lalu-lalang, balon udara masih dimanfaatkan sebagai kendaraan tempur, terutama di Perang Dunia I dan II. Pasukan Jerman sudah menggunakan balon udara sebagai kendaraan tempur, berkat modifikasi yang dilakukan ilmuwan bernama Count Ferdinand von Zeppelin antara 1914 hingga 1918. Zeppelin menyulap balon udara menjadi armada udara yang digunakan untuk menjatuhkan bom atau memantau pasukan musuh dari udara.
Tapi balon tempur tak hanya menarik dibahas dari sisi teknologi, tapi juga memiliki misteri. Salah satu misteri terbesar terkait balon udara atau blimp ini terjadi di Perang Dunia II. Saat itu muncul keanehan yang masih menyisakan tanda tanya, yaitu mengenai kehadiran Balon Tempur Berhantu.
Seperti apa? Begini ceritanya.
Perang Dunia II merupakan masa yang sangat krusial bagi Amerika Serikat. Ketika itu, tahun 1942, Jepang memiliki armada pesawat tempur yang ditakuti Amerika Serikat. Tentu saja ketakutan ini terbukti ketika pasukan pesawat tempur Jepang meluluhlantakkan pangkalan tempur AS di Pearl Harbour, Hawaii pada Desember 1941. Setelah serangan Pearl Harbour, AS takut Jepang menyerang dan menghancurkan kawasan West Coast atau Pesisir Barat AS.
AS pun tak tinggal diam. Sebanyak 12 unit blimp tempur disiapkan untuk berpatroli dan menjaga sepanjang pesisir California. Tapi 12 blimp milik Squadron 32 ini malah jadi misteri sendiri. Terutama ketika salah satu blimp itu jatuh di jalanan di Kota Daley, California.
Saat blimp itu terhempas ke tanah, banyak yang menduga dua awak yang mengendarainya tewas. Malah sebuah kejutan yang didapat: Blimp itu diduga terbang tanpa awak. Sebab tak ada satu jenazah pun ditemukan.
Ketika itulah legenda “Blimp Berhantu” muncul di California. Sejarawan Ken Gillespie yang ketika itu tinggal di Daley City mengatakan:
“Mustahil jika awak itu tak terlihat oleh siapapun. Tapi tak ada yang melihat siapapun di blimp itu. Tak ada yang melihat ada awak yang lompat keluar, tak ada jejak mereka sama sekali,” kata dia seperti dikutip dari Unsolved.
Lalu siapakah yang mengendarai blimp? Ada baiknya untuk ditelusuri sejak blimp itu lepas landas.
Legenda “Blimp Berhantu” ini bermula di San Francisco pada 16 Agustus 1942. Di Minggu pagi yang cerah itu, blimp tempur dengan nomor Flight 101 lepas landas, dan dikendarai oleh Lt Ernest DeWitt Cody (27 tahun) dan bawahannya yang bernama Charles Ellis Adams (34 tahun). Keduanya dinilai sangat berpengalaman. Karena itu ketika ada hal yang dianggap aneh terjadi selama penerbangan berlangsung.
Salah satunya diungkap Riley Hill, teknisi mesin yang harusnya ikut dalam misi penerbangan bersama Cody dan Adams. Menurut Hill, Adams sering membawa blimp besar dan tak pernah mengendarai blimp kecil. Apalagi misi yang dilakukan Flight 101 hanyalah penerbangan indoktrinasi yang jadi dasar penerbangan.
Keanehan lain, Hill diperintah untuk turun dan tak perlu mendampingi keduanya. Hill ketika itu menganggap kelembaban udara menyebabkan tak aman jika blimp ditumpangi tiga orang. Entah apakah ada alasan lain, sebab Cody dan Adams tak memberikan alasan jelas.
Blimp itu kemudian menuju Treasure Island di San Francisco Bay, melewati Jembatan Golden Gate. Setelah itu menuju daerah terpencil di Kepulauan Farallon, sekitar 25 mil di lepas pantai. Baru kemudian Flight 101 melanjutkan ke Point Reyes, lalu menyusuri garis pantai California.
Fase pertama disebut berjalan mulus. Tapi sekitar 90 menit kemudian, Cody sempat menghubungi markas skuadron melalui radio. “Posisi empat mil di sisi timur Farallones. Standby,” ucapnya. Ternyata itu kontak terakhir yang dilakukan Flight 101. Setelah itu, tak ada lagi kabar dari awaknya.
Tiga jam setelahnya, masih tak ada kabar. Komandan Skuadron pun mulai resah. Tapi blimp tak jua memberikan jawaban. Sekalipun ada jawaban, bukan dari Flight 101 tapi laporan yang menyebut blimp itu keluar dari lintasan hingga delapan mil.
Seorang perenang bernama Capulvea mengaku melihat benda besar itu melayang di atasnya, tak jauh dari permukaan laut. Lalu roda di blimp itu terseret saat menyentuh pasir pantai. Blimp itu kemudian jatuh.
Ada ratusan orang yang melihatnya. Tapi tak ada yang melihat Cody atau Adams. Pintu juga terlihat terbuka, tapi tentu sangat aneh jika dalam keadaan terbang. Keanehan lain, sebuah mikrofon terkait di loudspeaker di bagian luar gondola (bagian di bawah balon yang menjadi kokpit sekaligus kabin penumpang).
“Ignition switch masih dalam keadaan baik. Radio juga masih hidup. Tak ada yang menyentuh valve bahan bakar. Blimp itu masih dalam keadaan sama seperti ketika saya cek. Setidaknya masih ada bahan bakar untuk penerbangan enam jam,” kata Riley Hill.
Lalu ke mana Cody dan Adams? Entahlah.
Investigasi resmi Angkatan Laut AS mengatakan ada kemungkinan salah satu awak itu berusaha memperbaiki kerusakan di luar gondola. Awak yang satunya kemudian berusaha membantu. Tapi keduanya kemudian jatuh saat berusaha memperbaiki. Tapi dianggap sebuah keanehan, mengapa keduanya tak memberikan laporan saat terjadi gangguan? Apalagi Riley Hill mengatakan blimp itu tak terlihat adanya tanda kerusakan.
Ada juga teori yang menyebut Cody dan Adams sempat memergoki kapal selam, tapi keduanya malah gagal melawan dan dijadikan tahanan. Lagi-lagi jadi pertanyaan, mengapa Cody dan Adams tak melapor saat melihat ada tanda-tanda musuh?
Setahun kemudian, Cody dan Adams dinyatakan tewas, meski jenazahnya tak pernah ditemukan. Setelah perang usai, blimp itu pun lebih dikenal dengan sebutan Goodyear Blimp. Ini disebabkan Goodyear menggunakannya untuk promosi, dan sering digunakan untuk melayang saat ada pertandingan olahraga besar di AS. [Sumber:Neomisteri]
Tapi balon tempur tak hanya menarik dibahas dari sisi teknologi, tapi juga memiliki misteri. Salah satu misteri terbesar terkait balon udara atau blimp ini terjadi di Perang Dunia II. Saat itu muncul keanehan yang masih menyisakan tanda tanya, yaitu mengenai kehadiran Balon Tempur Berhantu.
Seperti apa? Begini ceritanya.
Perang Dunia II merupakan masa yang sangat krusial bagi Amerika Serikat. Ketika itu, tahun 1942, Jepang memiliki armada pesawat tempur yang ditakuti Amerika Serikat. Tentu saja ketakutan ini terbukti ketika pasukan pesawat tempur Jepang meluluhlantakkan pangkalan tempur AS di Pearl Harbour, Hawaii pada Desember 1941. Setelah serangan Pearl Harbour, AS takut Jepang menyerang dan menghancurkan kawasan West Coast atau Pesisir Barat AS.
AS pun tak tinggal diam. Sebanyak 12 unit blimp tempur disiapkan untuk berpatroli dan menjaga sepanjang pesisir California. Tapi 12 blimp milik Squadron 32 ini malah jadi misteri sendiri. Terutama ketika salah satu blimp itu jatuh di jalanan di Kota Daley, California.
Saat blimp itu terhempas ke tanah, banyak yang menduga dua awak yang mengendarainya tewas. Malah sebuah kejutan yang didapat: Blimp itu diduga terbang tanpa awak. Sebab tak ada satu jenazah pun ditemukan.
Baca: Misteri 29 Desember 1972, Pesawat Hantu Bernomor Penerbangan 401
Ketika itulah legenda “Blimp Berhantu” muncul di California. Sejarawan Ken Gillespie yang ketika itu tinggal di Daley City mengatakan:
“Mustahil jika awak itu tak terlihat oleh siapapun. Tapi tak ada yang melihat siapapun di blimp itu. Tak ada yang melihat ada awak yang lompat keluar, tak ada jejak mereka sama sekali,” kata dia seperti dikutip dari Unsolved.
Lalu siapakah yang mengendarai blimp? Ada baiknya untuk ditelusuri sejak blimp itu lepas landas.
Legenda “Blimp Berhantu” ini bermula di San Francisco pada 16 Agustus 1942. Di Minggu pagi yang cerah itu, blimp tempur dengan nomor Flight 101 lepas landas, dan dikendarai oleh Lt Ernest DeWitt Cody (27 tahun) dan bawahannya yang bernama Charles Ellis Adams (34 tahun). Keduanya dinilai sangat berpengalaman. Karena itu ketika ada hal yang dianggap aneh terjadi selama penerbangan berlangsung.
Salah satunya diungkap Riley Hill, teknisi mesin yang harusnya ikut dalam misi penerbangan bersama Cody dan Adams. Menurut Hill, Adams sering membawa blimp besar dan tak pernah mengendarai blimp kecil. Apalagi misi yang dilakukan Flight 101 hanyalah penerbangan indoktrinasi yang jadi dasar penerbangan.
Keanehan lain, Hill diperintah untuk turun dan tak perlu mendampingi keduanya. Hill ketika itu menganggap kelembaban udara menyebabkan tak aman jika blimp ditumpangi tiga orang. Entah apakah ada alasan lain, sebab Cody dan Adams tak memberikan alasan jelas.
Blimp itu kemudian menuju Treasure Island di San Francisco Bay, melewati Jembatan Golden Gate. Setelah itu menuju daerah terpencil di Kepulauan Farallon, sekitar 25 mil di lepas pantai. Baru kemudian Flight 101 melanjutkan ke Point Reyes, lalu menyusuri garis pantai California.
Fase pertama disebut berjalan mulus. Tapi sekitar 90 menit kemudian, Cody sempat menghubungi markas skuadron melalui radio. “Posisi empat mil di sisi timur Farallones. Standby,” ucapnya. Ternyata itu kontak terakhir yang dilakukan Flight 101. Setelah itu, tak ada lagi kabar dari awaknya.
Tiga jam setelahnya, masih tak ada kabar. Komandan Skuadron pun mulai resah. Tapi blimp tak jua memberikan jawaban. Sekalipun ada jawaban, bukan dari Flight 101 tapi laporan yang menyebut blimp itu keluar dari lintasan hingga delapan mil.
Seorang perenang bernama Capulvea mengaku melihat benda besar itu melayang di atasnya, tak jauh dari permukaan laut. Lalu roda di blimp itu terseret saat menyentuh pasir pantai. Blimp itu kemudian jatuh.
Ada ratusan orang yang melihatnya. Tapi tak ada yang melihat Cody atau Adams. Pintu juga terlihat terbuka, tapi tentu sangat aneh jika dalam keadaan terbang. Keanehan lain, sebuah mikrofon terkait di loudspeaker di bagian luar gondola (bagian di bawah balon yang menjadi kokpit sekaligus kabin penumpang).
“Ignition switch masih dalam keadaan baik. Radio juga masih hidup. Tak ada yang menyentuh valve bahan bakar. Blimp itu masih dalam keadaan sama seperti ketika saya cek. Setidaknya masih ada bahan bakar untuk penerbangan enam jam,” kata Riley Hill.
Lalu ke mana Cody dan Adams? Entahlah.
Investigasi resmi Angkatan Laut AS mengatakan ada kemungkinan salah satu awak itu berusaha memperbaiki kerusakan di luar gondola. Awak yang satunya kemudian berusaha membantu. Tapi keduanya kemudian jatuh saat berusaha memperbaiki. Tapi dianggap sebuah keanehan, mengapa keduanya tak memberikan laporan saat terjadi gangguan? Apalagi Riley Hill mengatakan blimp itu tak terlihat adanya tanda kerusakan.
Ada juga teori yang menyebut Cody dan Adams sempat memergoki kapal selam, tapi keduanya malah gagal melawan dan dijadikan tahanan. Lagi-lagi jadi pertanyaan, mengapa Cody dan Adams tak melapor saat melihat ada tanda-tanda musuh?
Setahun kemudian, Cody dan Adams dinyatakan tewas, meski jenazahnya tak pernah ditemukan. Setelah perang usai, blimp itu pun lebih dikenal dengan sebutan Goodyear Blimp. Ini disebabkan Goodyear menggunakannya untuk promosi, dan sering digunakan untuk melayang saat ada pertandingan olahraga besar di AS. [Sumber:Neomisteri]
Subscribe by Email
Misteri Balon Tempur Berhantu di Perang Dunia II
4/
5
Oleh
Asyifa Indania